Bahasa Roh – Bagaimana bahasa roh yang benar?


Di kalangan keKristenan dewasa ini sangat terkenal istilah “bahasa roh.” Banyak pendapat simpang siur mengenai bahasa roh ini, baik dalam segi penggunaan, pengartian, bahkan ada yang berpendapat bahwa bahasa roh sudah tidak ada lagi di jaman sekarang. Banyak yang bertanya kepada saya dari pertanyaan “bahasa roh kok hampir2 sama semua ya?”,”apakah orang yang tidak berbahasa roh tidak memiliki Rohkudus sehingga tidak selamat?” sampai “bahasa roh yang bener seperti di alkitab itu seperti apa sih?” Marilah kita membahasnya.

1. Apakah bahasa roh adalah tanda orang lahir baru dan tanda orang menerima RohKudus?

Baiklah, karena ini menyangkut tentang hal penerimaan RohKudus, maka kita harus melihat dulu ke 4 ayat yang berhubungan dengan kejadian-kejadian penerimaan RohKudus.

1. Pentakosta

Kisah Para asul 2:1-12

(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.(2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;(3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.(4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.(5) Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.(6) Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.(7) Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?(8) Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:(9) kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,(10) Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,(11) baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.”(12) Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?”

2. Samaria

Kisara Para Rasul 8:4-35

(4) Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.(5) Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.(6) Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.(7) Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.(8) Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.(9) Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting.(10) Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: “Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar.”(11) Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya.(12) Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan.(13) Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.(14) Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ.(15) Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus.(16) Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.(17) Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.(18) Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka,(19) serta berkata: “Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.”(20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: “Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.(21) Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah.(22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini;(23) sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.”(24) Jawab Simon: “Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu.”(25) Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria.

3. Kornelius

Kisah Para Rasul 10:25-48

(25) Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus.(26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: “Bangunlah, aku hanya manusia saja.”(27) Dan sambil bercakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati banyak orang sedang berkumpul.(28) Ia berkata kepada mereka: “Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir.(29) Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku dipanggil, lalu datang ke mari. Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku.”(30) Jawab Kornelius: “Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan(31) dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di hadapan-Nya.(32) Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, yang tinggal di tepi laut.(33) Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu.”(34) Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.(35) Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.(36)Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.(37) Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes,(38) yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.(39) Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib.(40) Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri,(41) bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.(42) Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.(43) Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.”(44) Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu.(45) Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,(46) sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus:(47)Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?(48) Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.

4. Efesus

Kisah Para Rasul 19:6-7

(1) Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.(2) Katanya kepada mereka: “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” Akan tetapi mereka menjawab dia: “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.”(3) Lalu kata Paulus kepada mereka: “Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?” Jawab mereka: “Dengan baptisan Yohanes.”(4) Kata Paulus: “Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus.”(5) Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.(6) Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.(7) Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang.

Jika kita melihat keterangan ayat2 diatas, maka saya simpulkan:

1. Pencurahan RohKudus pertama kali(pentakosta) TIDAK ADA BAHASA ROH, yang ada adalah bahasa-bahasa daerah asing.

2. Pencurahan RohKudus yang ke 2 di Samaria, TIDAK ADA BAHASA ROH.

3. Pencurahan Rohkudus yang ke 3(Kornelius), ADA BAHASA ROH.

4. Pencurahan Rohkudus yang ke 4 di Efesus, ADA BAHASA ROH.

Jika kita melihat keterangan ayat2 diatas, tidak semua kejadian pencurahan RohKudus ditandai dengan adanya bahasa roh, maka menurut saya tidaklah benar bahwa bahasa roh adalan tanda orang menerima RohKudus karena Alkitab mencatat tidak semua pencurahan RohKudus itu ditandai dengan bahasa roh. Bahkan pada saat pentakosta sekalipun tidak dicatat terjadi bahasa roh.

Ada yang bertanya kepada saya, jika di Samaria tidak terjadi bahasa roh, lalu dengan apa orang samaria tau bahwa mereka sudah menerima RohKudus?

Jawaban saya adalah, karena Alkitab tidak mencatat, maka kita tidak tahu, bisa saja terjadi hal2 lain seperti mujizat, atau nubuat atau bahasa lain seperti hari pentakosta. Siapa yang tahu? Kita tidak bisa memastikan disitu terjadi bahasa roh. Jika ada yang memastikan di Samaria terjadi bahasa roh, dengan ayat apa kita bisa memastikannya? Misalpun terjadi bahasa roh di Samaria, hal itu tetap membuktikan bahwa tidak semua kejadian pencurahan RohKudus ditandai dengan bahasa roh, karena pada waktu hari pentakosta tidak terjadi bahasa roh.

Jadi menurut saya, bahasa roh BUKANlah tanda orang menerima RohKudus sehingga orang tahu bahwa dengan bahasa roh seseorang telah menerima Rohkudus, sebab pada hari pentakosta yang justru yang adalah hari pencurahan RohKudus tidak terjadi bahasa roh tetapi yang ada adalah fenomena bahasa asing dan disitu dijelaskan bahwa fenomena yang membuat orang2 menjadi percaya adalah bahasa asing itu, bukan bahasa roh.

Mari kita melihat keterangan lain yang menunjukkan bahwa bahasa roh itu bukan tanda orang menerima RohKudus.

1Korintus 12:7-10, 28-31

(7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.(8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.(9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.(10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

(28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.(29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,(30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?(31) Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.

Ayat2 diatas menjelaskan bahwa masing2 orang akan mendapatkan karunia yang berbeda2, tidak semua orang mendapatkan karunia bahasa roh. Jadi menurut saya, bahasa roh BUKANLAH TANDA orang menerima RohKudus, tetapi hanya salah satu KARUNIA yang Allah berikan sesuai dengan kehendakNya. Jika bahasa roh adalah tanda orang menerima RohKudus, seharusnya semua orang percaya mendapatkan karunia bahasa roh. Tetapi ayat2 diatas mengatakan lain, tidak semua orang mendapatkan karunia bahasa roh.

—Bahasa roh bukan tanda orang menerima RohKudus—

2. Bahasa roh adalah tanda, untuk orang tidak beriman.

1Korintus 14:21-22

(21) Dalam hukum Taurat ada tertulis: “Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan.”(22) Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman.

Ayat diatas memang menjelaskan bahwa bahasa roh adalan TANDA, tetapi BUKAN TANDA ORANG MENERIMA ROHKUDUS, tetapi TANDA UNTUK ORANG YG TIDAK BERIMAN.

Apa yang dimaksud dengan TANDA disini? Dari beberapa pengalaman saya, banyak yang bingung dan mengira bahwa bahasa roh adalah tanda bahwa orang yang mendapatkan bahasa roh itu adalah orang yang tidak beriman. Yang saya maksud bukan seperti itu, karena ayatnya mengatakan “tanda UNTUK orang yang tidak beriman.” Jadi bahasa roh menjadi tanda bagi orang yang tidak beriman. Mengapa orang tidak beriman memerlukan tanda ini?

Di ayat 21 Paulus mengutip nas dari nabi Yesaya, Yesaya 8:11-12. Paulus menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak mau menerima perkataan ajaran Yesus akan diberi TANDA oleh Allah, bahasa roh digunakan Allah sebagai TANDA LAHIRIAH agar mereka percaya akan adanya RohKudus. Orang yang sudah BERIMAN akan perkataan Yesus tidak perlu tanda lahiriah agar mereka percaya, cukup dengan iman, karena jika mereka meminta tanda lahiriah/bukti2 lahiriah lagi maka sebetulnya mereka belum percaya. Percaya kok minta bukti/tanda? Tetapi orang yang tidak percaya mereka memerlukan tanda agar mereka percaya. Seperti misalnya pada waktu hari pentakosta, banyak orang menjadi percaya setelah terjadi tanda2 lahiriah yang menakjubkan, tandanya yaitu berbicara dalam bahasa2 lain.

Didalam bahasa aslinya saya tidak menemukan kata “tanda” pada kalimat “tanda, bukan untuk orang yang beriman.” Jadi:

(22) Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman.

Mungkin berikut ini terjemahan yang lebih enak dibaca:

MILT 1Korintus 14:22 Maka itu, bahasa lidah adalah sebagai tanda bukan bagi orang yang beriman, tetapi bagi orang yang tidak beriman; sedangkan nubuat bukan bagi orang yang tidak beriman, tetapi bagi orang yang beriman.

Jadi salah satu maksud Tuhan memberikan bahasa roh waktu itu adalah juga sebagai TANDA, tetapi BUKAN TANDA ORANG MENERIMA ROHKUDUS, melainkan TANDA UNTUK ORANG TIDAK BERIMAN.

—Bahasa roh adalah tanda untuk orang tidak beriman, orang beriman tidak perlu tanda untuk percaya—

3. Penggunaan bahasa roh

1Korintus 14:1-40

(1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.(2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.(3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.(4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.(5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.(6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?(7) Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi–bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?(8) Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?(9) Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!(10) Ada banyak–entah berapa banyak–macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.(11) Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.(12) Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.(13) Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.(14) Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.(15) Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.(16) Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan “amin” atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?(17) Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.(18) Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.(19) Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.(20) Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!(21) Dalam hukum Taurat ada tertulis: “Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan.”(22) Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman.(23) Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?(24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;(25) segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: “Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.”

Disini Paulus berbicara, di dalam sebuah perkumpulan jemaat seharusnya karunia itu dipakai untuk membangun jemaat/mebangun satu dengan yang lainnya. Paulus berkata, bahasa roh itu tidak bisa dimengerti oleh akal budi kita, jadi percuma jika digunakan di dalam pertemuan jemaat, tidak ada gunanya bagi jemaat yang lain sebab yang lain tidak mengerti artinya. Sebaliknya jika kita menyatakan nubaut atau pengajaran atau penyataan Allah yang memakai bahasa yang bisa dimengerti, maka hal itulah justru yang dibutuhkan di dalam pertemuan-pertemuan jemaat, sebab orang lain akan bisa mengerti dan akan bisa dikuatkan. Jika orang-orang bisa mengerti dan bisa dikuatkan maka mereka akan bisa memuliakan Allah, dan efeknya yang paling baik adalah ALLAH-LAH YANG DIMULIAKAN.

Lalu di ayat2 selanjutnya Paulus mengatur bagaimana seharusnya penggunaan bahasa roh di dalam pertemuan2 jemaat.

(26) Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.(27) Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.(28) Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.(29) Tentang nabi-nabi–baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan.(30) Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri.(31) Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan.(32) Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi.(33) Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.(34) Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.(35) Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.(36)Atau adakah firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang?(37) Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan.(38) Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia.(39) Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh.(40) Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.

Disini sangatlah jelas Paulus mengatur penggunaan bahasa roh di dalam pertemuan2 jemaat:

1. Sebanyak2 nya 2 atau 3 orang saja.

2. Dilakukan secara BERGANTIAN(tidak boleh rame2).

3. Harus ada yang menafsirkan.

4. Jika tidak ada yang menafsirkan, tidak usah berbahasa roh/diam dan hanya boleh berkata2 bagi diri sendiri dan kepada Allah/di dalam hati.

5. Orang yang berbahasa roh harus meminta juga karunia untuk menafsirkannya.

Paulus berkata bahwa peraturan2 ini adalah PERINTAH TUHAN. Mari kita lihat kembali ayatnya:

1Korintus 14:37-38

(37) Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan.(38) Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia.

Paulus berkata bahwa perintah2 yang dia sampaikan ini adalah PERINTAH TUHAN dan jika ada yang masih melanggar, Pulus berkta janganlah kita mengindahkan dia, bukan membenci, tetapi cuekin saja, karena itu orang yang tidak mau mengikuti aturan perintah Tuhan. Paulus juga berkata, jika ada orang yang menganggap dirinya sebagai NABI tau PUNYA KARUNIA ROHANI sekalipun, jika tidak mau mengikuti prinsip2 aturan Tuhan maka cuekin saja, bukan berarti dicuekin tidak diajak bicara, tetapi kita tidak usah menghiraukan perbutannya yang melanggar prinsip Firman Tuhan itu. Kita tidak usah takut walaupun orang2 itu mengaku dirinya nabi atau orang yang punya karunia rohani. Kita memang harus menegur di dalam kasih, tetapi jangan takut, dan jangan juga mengindahkan sebab jika kita mengindahkan, maka kita menyetujui perbuatannya yang melanggar prinsip Firman Tuhan.

Ada yang bertanya pada saya, apakah “berbicara dengan dirinya sendiri” itu berarti di dalam hati atau tetap boleh bersuara?

Kata “berdiam diri” disini dari kata asli:  SIGAO, artinya: berdiam diri, berhenti bicara, merahasiakan sesuatu,  menyembunyikan sesuatu.

Dari kata SIGAO ini menunjukkan arti benar2 berdiam diri, jadi bukan bersuara. Jadi bisakah kita berbicara dengan diri sendiri dan dengan Allah tetapi tidak boleh bersuara? Bisa, dengan cara berbicara di dalam hati. Jika kita berbicara kepada diri sendiri dan kepada orang lain maka kita tidak bisa berkata2 di dalam hati, tetapi jika kepada diri sendiri dan kepada Allah maka jelas kita bisa berbicara di dalam hati kita. Jadi menurut saya benarlah jika ada terjemahan yang menerjemahkan dengan “berkata2 di dalam hati.”

BIS Kalau tidak ada yang dapat menjelaskannya, maka orang-orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib itu harus diam dalam pertemuan itu. Biarlah mereka berbicara dalam hati saja kepada Allah.

Klinkert 1879 Tetapi djikalau tiada djoeroe-behasanja, hendaklah ija berdiam dirinja dalam sidang, biarlah ija berkata dalam hatinja kapada Allah.

Banyak gereja2 sekarang yang mengajarkan berbahasa roh rame2, ini bagi saya jelas melanggar prinsip Firman Tuhan. Banyak juga orang2 pemimpin2 pujian atau pendeta2 yang berbahasa roh rame2 di mimbar di depan jemaat, ini juga menurut saya sangat melanggar prinsip Firman Tuhan.

Ada yang bertanya kepada saya, ketika Paulus mentertibkan jemaat Korintus, bukankah itu konteksnya adalah bahwa di jemaat Korintus terjadi kesombongan rohani? Kalo di gereja sekarang tidak terjadi seperti di jemaat Korintus yang waktu itu sombong rohani sehingga ditegur Paulus?

Jawaban saya adalah; Seumpama ada teman saya yang jadi sakit karena minum racun dan saya bilang kepadanya “jangan minum racun, nanti kamu sakit.” Apakah itu berarti orang yang tidak sakit boleh minum racun? Justru minum racunlah yang menjadikan orang itu sakit. Sama seperti kejadian di jemaat Korintus ini.

Lagipula berapa banyak sekarang orang yang bisa bahasa roh lalu merasa dirinya lebih tinggi rohaninya daripada orang lain? Bahkan ada gereja yang mengajarkan jika orang bisa bahasa roh maka tingkat kerohaniannya lebih tinggi daripada yang tidak bisa bahasa roh. Bukankah itu sudah sakit sombong rohani? Di ayat mana ada dikatakan orang yang bisa bahasa roh itu lebih tinggi rohaninya daripada orang yang tidak bisa bahasa roh? Berapa banyak gereja yang menuding gereja lain yang tidak ada bahasa roh nya itu adalah gereja yang tidak memiliki RohKudus?

Menurut saya, ajaran yang mengatakan “orang yang berbahasa roh adalah orang yang memiliki tingkat kedewasaan rohani lebih daripada orang yang tidak berbahasa roh” adalah tidak benar, mengapa? Karena Alkitab mencatat beberapa peristiwa KARUNIA BAHASA ROH JUSTRU DIDAPATKAN OLEH ORANG2 KRISTEN YANG BARU. Jadi bagaimana mungkin orang Kristen yang baru bisa langsung dewasa rohani? Mustahil bukan? Justru sebaliknya beberapa kasus kejadian di Alkitab menggambarkan bahasa roh itu didapatkan oleh2 orang2 Kristen yang belum dewasa rohani, contohnya seperti kasus di jemaat Korintus tadi, jemaat Korintus sudah berbahasa roh tetapi Paulus justru menegur mereka agar mereka berpikir secara dewasa(1Kor 14:20).

Ada yang bertanya kepada saya lagi, jika bahasa roh tidak dibudidayakan, bagaimana jika hilang? Untuk pertanyaan seperti ini jawaban saya adalah: Jika Tuhan mau memberikan bahasa roh di jaman sekarang apakah tidak bisa? Tetapi siapakah saya juga sehingga saya memaksa2 Tuhan harus memberikannya? Semua itu terserah Tuhan. Katanya kita hamba Tuhan? Kita hamba Tuhan atau Tuhan hamba kita?

4. Bagaimana bahasa roh yang benar?

Tentunya sudah banyak orang tahu bahwa bahasa roh tidak saja dipake di kalangan keKristenan, tetapi gerakan2 diluar keKristenan juga memakai bahasa roh, seperti: voodoo, new age movement, beberapa meditasi2, dll…

Menurut yang saya pelajari justru voodoo dan beberapa gerakan meditasi lah yang memakai bahasa roh secara ramai2. Alkitab justru melarang bahasa roh rame2. Tapi mengapa sekarang banyak sekali gereja yang tidak memakai prinsip Alkitab tetapi malah melakukan yang sama dengan gerakan2 diluar keKristenan? Bahasa roh rame2 dilarang Alkitab, tetapi orang voodoo tidak melarang.

Kata beberapa rekan saya yang dari dunia psikologi, fenomena bahasa roh sekarang ini mirip sekali dengan gerakan2 diluar keKristenan seperti gerakan2 meditasi2 tadi. Menurut rekan saya itu, bahasa roh yang timbul itu adalah hasil dari self-hypnosis (menghipnotis diri sendiri) sehingga bahasa2 itu keluar dari alam bawah sadar. Saya tidak tahu pasti apakah benar demikian, tetapi yang pasti jelas adalah Alkitab melarang berbahasa roh rame2. Segala sesuatu harus berlangsung sopan dan teratur.

Lalu bagaimana bahasa roh yang benar?

Beberapa rekan saya bertanya kepada saya “bahasa roh kok mirip2 semua?”

Ada juga rekan saya yang berusaha menjelaskan pada saya bahwa bahasa roh yang benar itu bukan yang mirip2, masa bahasa roh kok mirip semua? Rekan saya ini menjelaskan bahwa dia meyakini bahasa rohnya adalah bahasa roh yang benar karena tidak mirip2 sama yang lain dan tidak mirip gembalanya. Dia berusaha menjelaskan bagaimana pengalaman bahasa roh nya yang lain daripada yang lain(katanya).

Pendapat saya adalah, kita hanya bisa melihat faktor2 yang diterangkan oleh Alkitab seperti: bahasa roh yang Alkitabiah itu bisa dikontrol.

Paulus memberi perintah kepada jemaat agar tidak berbahasa roh rame2, jika mau berbahasa roh harus bergantian, itupun harus ada yang menafsirkan, jika tdk ada yang menafsirkan lebih baik berdiam diri/di dalam hati. Paulus juga berkata, beliau lebih suka menggunakan 5 kata yang bisa dimengerti daripada beribu2 bahasa roh yang tidak bisa dimengerti. hal2 seperti ini menerangkan bahwa bahasa roh seharusnya bisa dikontrol.

Berapa banyak gereja2 sekarang yang berbahasa roh rame2 lalu jemaatnya mengalami trans/kesurupan lalu berbahasa roh dengan tidak sadar dan tidak bisa dikontrol? Hal ini jelas bertentangan dengan Firman Tuhan.

Jadi untuk masalah bahasa roh mirip2 dengan bahasa roh tidak mirip2, itu tidak bisa kita pastikan manakah yang lebih Alkitabiah karena alkitab tidak mencatat keterangan akan hal itu. Bahasa roh yang tidak mirip2 sekalipun belum tentu itu adalah bahasa roh yang dari RohKudus seperti bahasa roh di jaman Rasul2. Siapa yang bisa tahu seperti apa bahasa roh di jaman Rasul2 dulu?

Jadi jika ada orang yang berbahasa roh tidak mirip2 dengan yang lain, mengaku bahasa roh nya adalah lebih benar daripada yang lain dengan alasan “bahasa roh kok mirip2,” bagi saya orang seperti itu juga sama saja tidak Alkitabiah. Karena dua dua nya, mirip2 ataupun tidak mirip2 sama2 tidak bisa dibuktikan secara Alkitabiah mana yang lebih benar.

Fenomena bahasa roh di kalangan keKristenan sendiri baru meledak dan merebak sejak tahun 1960an, jadi baru2 ini saja. Tidak ada catatan2 dari bapak2 gereja dahulu yang menerangkan secara eksplisit tentang adanya fenomena2 bahasa roh maupun doktrin2 tentang bahasa roh.

5. Jangan takut tidak berbahasa roh

Dari beberapa pengalaman saya di gereja saya maupun di gereja2 rekan2 saya, banyak sekali jemaat yang terintimidasi karena tidak bisa berbahasa roh, karena jemaat diajarinnya jika tidak berbahasa roh itu belum menerima RohKudus. Jadi bahasa roh adalah suatu keharusan. Akibatnya banyak orang akan memaksakan diri untuk memperoleh karunai bahasa roh, maka jika saya lihat dari gelagat permasalahannya, saya mengira dari sinilah timbul bahasa roh yang mirip2. Orang akan berusaha berbahasa roh karena tekanan intimidasi doktrin, akibatnya orang akan memaksakan diri dan entah secara sadar atau tidak sadar timbul  bahasa roh yang sama/mirip2/tiru2. Kalopun itu terjadi secara tidak sadar, secara ilmu psikologi yang diterangkan oleh rekan saya tadi bahwa karena sudah mendengar bahasa roh dr orang lain maka itu akan tersimpan di memorinya, dan ketika mengalami self-hypnosis(menghipnotis diri sendiri) atau trans, maka yang keluar adalah bahasa roh yang tersimpan di memory nya, maka terjadilah bahasa roh yang mirip2.

Adalagi yang bahkan sampai meminta ditumpangi tangan untuk mendapatkan bahasa roh. Tidak ada di dalam Alkitab orang disuru memberikan bahasa roh kepada orang lain. Penumpangan tangan yang terjadi untuk orang Efesus dari Paulus itu bukan untuk mendapatkan bahasa roh. Tidak ada ayat yang mengatakan kita harus mendapatkan karunia bahasa roh, saya belum pernah menemukannya di dalam Alkitab.

Tapi sampai disini saya tetap berkata tidak tahu secara Alkitabiah apakah bahasa roh di jaman dulu mirip2 atau lain2. Uraian saya di atas adalah suatu indikasi yang saya kira patut kita jadikan bahan pelajaran untuk kita.

Adalagi yang berusaha untuk berbahasa roh/berdoa meminta bahasa roh tetapi tidak bisa berbahasa roh juga. Saya menjumpai orang-orang seperti ini akan terintimidasi dan menjadi berpikir apakah sebenarnya dia sudah menerima RohKudus atau belum? Bahkan sampai ada yang berpikir, jika belum menerima RohKudus apakah berarti belum diselamatkan?

Dengan mempelajari bersama2 tentang bahasa roh, saya berharap tidak ada lagi orang2 yang terintimidasi oleh berbagai ajaran yang menurut saya tidak bisa dipertanggungjawabkan secara Alkitabiah.

Roma 10:9-10

(9)Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.(10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

Salam ^_^

43 Tanggapan

  1. Terima kasih atas penjelasannya pak Daniel. Hanya saja memiliki beberapa ganjalan berhubungan dengan bahasa Roh ini. Menurut kesaksian seorang hamba Tuhan dari Amerika bernama Kenneth Hagin, suatu kali dalam ibadah dia berbahasa Roh sebentar, sebelum kemudian dia masuk dalam kotbah. Setelah selesai ibadah, seorang wanita setengah baya mendatangi dia, dan berkata bahwa semua apa yang diucapkan pak Kenneth Hagin dalam bahasa Hokkian itu memang tepat seperti apa yang dia alami, dan berterima kasih atas pesan pesan yangbdisampaikan dalam bahasa Hokkian itu. Kenneth Hagin bingung karena dia tidaka mengerti bahasa Hokkian. Tetapi ketika wanita tersebut menjelaskan kapan dia berbahasa Hokkian, Kenneth Hagin langsung mengerti bahwa Bahasa Roh yang dia katakan itu, di dengar oleh dia sendiri dan orang lain hanyalah seperti Mirip Mirip itu, tetapi di telinga wanita itu adalah bahasa Hokkian yang fasih dan memberikan pesan yang penting bagi kehidupan pribadinya. Saya percaya bahwa demikian juga yang terjadi pada Kisah Rasul pasal 2, pada hari Pentakosta itu.

    Hal yang kedua, berhubung dengan Kisah 8 yang terjadi di Samaria itu. Seperti yang bapak Daniel katakan bahwa tidak tercatat bahwa mereka berbahasa Roh. Tapi menurut saya bahwa itu bukan berarti Tidak Terjadi pada jemaat Samaria, bahwa mereka berbahasa Roh pada saat itu. Karena cukup banyak di alkitab kita yang pada perikop yang satu tidak mencatat suatu detail peristiwa, tetapi sebliknya pada kitab yang lain mencatat detail yang lain dari peristiwa itu.

    Jadi menurut bapak, apa yang menjadi tanda bahwa kita telah menerima Roh Kudus atau tidak? Sebab Tuhan Yesus menganjurkan kita untuk meminta Roh Kudus, karena Roh Kudus akan menolong kita, memberi kuasa, mengingatkan apa yang dikatakan Tuhan, mengajar segala sesuatu, menghibur, membantu kita berdoa dan masih banyak lainnya. Saya meminta kepada Tuhan, tapi darimana saya tau bahwa saya sudah terima atau belum ya?

    Saya punya teman mengatakan bahwa ketika dia sdang berdoa dalam ibadah raya di gerejanya, tiba-tiba mulutnya seperti tidak dapat dikuasai, kemudian mengucapkan kata kata itu yang dia sendiri tidak mengerti. Bahkan pernah 2 kali terjadi, ketika dia sedang menyembah Tuhan dalam ibadah, (waktu itu dia mempunyai beban yang berat, dan minta Tuhan untuk menolong dia), tiba tiba dia tertawa terbahak bahak tanpa dapat dia kuasai, dia tertawa sampai hampir 5 menit. setelah itu dia merasa sangat damai sekali. dia seperti dikuatkan kembali.
    Bukankah itu terjadinya dalam ibadah raya.
    Kalau Tuhan tidak menghendaki orang berbahasa Roh dalam pertemuan besar begitu, tentulah Tuhan tidak akan memberikan bahasa Roh itu pada saat itu kan? Apakah berarti orang itu kerasukan dan bukan bahasa Roh?

    Terima kasih pak. Gbu pak Daniel.

    • @Petrus Ng

      Trimakasih karena sudah mampir di blog saya n sudah komen ^_^

      Sebenarnya pertanyaan seprti pak Petrus ini adalah pertanyaan yang paling sering dan paling umum. Dan dari pertanyaan bapak sepertinya pak Petrus kurang teliti dalam membaca blog saya, atau bacanya setengah2? ^_^ Karena beberapa pertanyaan pak Petrus justru jawabannya sudah ada di blog saya ini, tapi gapapa lah saya akan berusaha menjawabnya juga ^_^

      Tentang Keneth Hagin. Sebenernya saya tidak bisa berkomentar banyak karena:
      1. Saya tidak tahu itu ceritanya betul atau tidak. 2. Andaikatapun benar, detail ceritanya seperti apa.

      Tapi jika saya disuru berkomentar dari sekedar yang anda tulis, maka saya berkomentar bahwa menurut saya Keneth Hagin tidak mengikuti aturan ayat2 di dalam Alkitab/melanggar. Dari prinsip dasarnya saja menurut saya sudah salah. Tentang apa yang yang dikatakan Keneth Hagin kepada wanita itu pun sebenarnya kita harus mengujinya apakah sesuai dengan prinsip2 Firman Tuhan atau tidak, sebab Alkitab juga berkata “jangan percaya kepada setiap roh, tetapi ujilah setiap roh.” Artinya banyak roh2 lain yang bisa saja memberi pesan, tapi kalo ada hal2 yang tidak sesuai dengan prinsip Alkitab, untuk apa kita lakukan?

      Tentang Samaria, di dalam tulisan saya, seperti yang saya tulis saya tidak berpendapat bahwa sudah PASTI tidak terjadi bahasa roh. Seoerti kata anda sendiri, jika tidak ditulis kan kita tidak tahu pasti apa yang terjadi. Anda berkata bahwa menurut anda di Samaria terjadi bahasa roh. Saya bertanya, dari ayat mana anda bisa menyimpulkan disana terjadi bahasa roh? Kalo hanya pemikiran yang tidak berlandaskan pada ayat2 Alkitab maka akan jadi semakin jauh dengan pesan2 dari Firman Tuhan ^_^

      Pak Petrus, setau saya selama saya pelajari Alkitab, Tuhan Yesus TIDAK MENGANJURKAN ORANG MEMINTA ROH KUDUS, karena jika orang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya maka orang itu akan MENDAPATKAN ROH KUDUS. Tuhan Yesus menyuruh murid2 menantikan RohKudus setelah Yesus naik ke sorga itu karena saat itu Roh Kudus belum dicurahkan, mereka disuru menanti pencurahan RohKudus. Setelah RohKudus dicurahkan maka setiap orang yang Percaya kepada Yesus akan mendapatkan jaminan berupa RohKudus. Sama seperti orang2 jaman Perjanjian Lama menanti Yesus, setelah Yesus turun ke bumi dan naik ke sorga, maka setiap orang yang percaya kepada Yesus otomatis ditebus dan diselamatkan melalui kematian Yesus pada jaman dulu. Bukannya jika ada orang percaya maka Yesus disuru mati di salib lagi bagi Dia. Seperti itulah hal menerima RohKudus. Anda selamat karena iman percaya kepada Yesus, orang yang sungguh2 percaya otomatis akan mendapatkan RohKudus sebagai jaminan keselamatannya ^_^
      Ke 4 kejadian pencurahan RohKudus itu karena ada hubungannya dengan masa pencurahan RohKudus pertama kali. Nanti kapan akan saya bikin blog tentang Pencurahan RohKudus.

      Mungkin anda bisa membaca pendapat saya mengenai hal ini di blog2 saya yang berjudul:

      Saya Yang Hutang, Yesus Yang Bayar!

      Yakin Selamat? Hati-Hati! (Percaya Yesus vs Perbuatan Baik)

      Lahir Baru

      Mengenai fenomena tertawa dan berbahasa roh seperti itu, bukan hanya di kalangan kristen saja, tetapi di aliran2 meditasi2 tertentu juga memakai metode seperti itu, setelah itu memang rasanya plong dan enteng ^_^ Saya lebih percaya Alkitab daripada pengalaman orang, saya kira orang2 Kristen juga sebaiknya mempercayai apa yang Alkitab katakan.

      Saya tidak berkata bahwa bahasa roh dan fenomena mujizat itu tifak ada, tidak sama sekali. Mengenai bahasa roh seperti itu yang jadi ribut di ibadah raya, apakah Alkitab mengajarkan seperti itu? Jika Tuhan memberikan sesuatu yang melanggar firmanNya sendiri berarti Tuhan tidak konsisten. ^_^ Fenomena bukanlah tolak ukur bahwa Tuhan hadir disitu, hati2 bahwa Tuhan Yesus juga memperingatkan dengan sangat kuat bahwa di jaman akhir fenomena2 dan mujizat2 palsu akan sangat kuat dan menyesatkan orang2.

      Salam^_^

      • Shallom pak Petrus Ng

        Saya sedikit menambahkan,
        Bilamana dibaca Alkitab Kristiani (LAI) dalam injil matius pasal 3 tertulis jelas perkataan Yohanes sewaktu hidupnya contohnya ayat 11 “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.”
        Injil matius 3 ayat 11 ini menceritakan kalau si Yohanes sebagai manusia cuma bisa membaptis dengan air sebagai “tanda” pertobatan bagi orang2 yang bertobat, namun si Ia (Yesus) akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api, sebab si Yohanes tidak layak melepaskan kasut-NYA dan tidak lebih berkuasa dari-NYA.

        Bilamana dibaca injil Yohanes 14 ayat 14-16 ada perkataan Yesus antara lainnya ” (14)Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya. (15)Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. (16)Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”
        Perkataan Yesus ini menggambarkan permintaan sesuatu (dalam doa) kepada Allah (lih kata ayat 14) dengan “kasih” (lihat kata ayat 15) maka “Yesus” akan minta kepada Allah Bapa, dan Allah Bapa akan memberi kepadamu “Penolong yang lain” yg dapat menyertai anda selama-lamanya (lihat kata ayat 16).

        Dari injil matius dan injil yohanes tersebut dapat diketahui kalau baptisan air hanya dapat dilakukan oleh “manusia” sedangkan baptisan dengan Roh dan dengan api hanya dapat dilakukan “Allah” saja melalui permintaan (dalam doa) dengan kasih kepada “Allah Bapa”.

        Semoga bermanfaat dan menambah, amin
        Salam damai Kristus

      • Pak Daniel, bapak diatas kan bilang begini : setau saya selama saya pelajari Alkitab, Tuhan Yesus TIDAK MENGANJURKAN ORANG MEMINTA ROH KUDUS, kalau begitu ayat ini gimana?

        Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberi Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya (Lukas 11:13)

        Ia akan memberi Roh Kudus kepada mereka yang meminta, berarti kalo gak meminta kan g diberi??

      • @Peter

        Pertanyaan bapak tentang komen saya, sudah ada jawabannya di didalam komen saya yang bapak tanyakan tersebut. Trimakasih ^_^

  2. Saya setuju sekali dgn tulisan ini, dulu waktu lulus sma, saya dikaruniai berbahasa lidah, pada waktu berdoa pribadi, kadang2 bukan bahasa indonesia , tp aksen dan bahasa yg berbeda tp tidak keras, tp audible saya bisa dengar,…tp sekalipun demikian, ketika saya membaca 1 Kor 14:1-14, saya tersentak, apa gunanya jika saya tak mengerti, orng lain tak mengerti, ditambah ada cerita dari salah seorng pendeta yg saya kenal, yg mengejutkan saya, pernah ada suatu ibadah di suatu negara (lupa saya negara mana), waktu ibadah itu ada seorng ibu berbicara bahasa roh, dan tanpa sengaja terekam, dan orng yg merekam ini iseng2 mencari apakah ada bahasa yg sama dgn salah satu bahasa di negara lain, dan ia menemukan bahasa roh tersebut sama dgn bahasa Tibet kuno, tpi yg mengejutkan, adalah isi bahasa itu adalah “menghujat TUHAN”, ini dgn jelas menggambarkan bahanya bahasa roh tanpa orng yg menafsirkan…sekalipn saya tak tw kebenaran cerita itu, tp dngn apa yg Paulus tuliskan dlm alkitab, saya smakin yakin, tanpa orang yg menafsirkan, adalah lebih baik diam/berbicara pribadi dgn TUHAN…

    • @bo punk

      Trimkasih pak Bo Punk sudah mampir ke Blog saya ^_^

      Anda mendapatkan fenomena bahasa roh waktu SMA? Saya sejak SMP sudah dapat fenomena bahasa roh. Tapi setelah saya membaca Alkitab ya mau tidak mau saya harus ikut prinsip Alkitab. Selamat menempuh jalan bersama kebenaran prinsip2 Alkitab pak Bo Punk, saya salut dengan anda yang mau lebih percaya Alkitab daripada manusia dan pengalaman ^_^

    • Shallom Mr/Ms Bo Punk

      Ketika saya baca 1 Kor 14:1-14, saya tidak heran bilamana ada umat kristen yang terkejut membaca surat si Paulus kepada jemaah di Korintus, sebab dapat diperkirakan dalam pasal 14 menceritakan ada jemaah kristen di Korintus yang bisa berbahasa Roh.

      Namun sebelumnya perlu umat kristen ketahui apakah benar si Paulus “menganjurkan atau suka” umat kristen memiliki “BAHASA ROH” ???
      Di dalam 1kor 14 ayat 1 dituliskan “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.”
      Kalimat “kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu” dapat mendekatkan pemahaman agar umat kristen “mengejar kasih dan berusaha sendiri” sebagai anjuran yang perlu diikuti atas teladan si Paulus.

      Bilamana dilihat dalam tulisan 1kor 14 ayat 5 si Paulus menulis : “Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.”
      Tulisan Paulus ini menjelaskan dirinya “SUKA” supaya anda semua (umat kristen) berkata-kata dengan “BAHASA ROH”. Selanjutnya dituliskan bahwa “Lebih berharga” anda (umat kristen) BERNUBUAT, ini mendekatkan pengertian orang yang berbahasa Roh itu “BERHARGA”, kecuali orang yang telah berbahasa Roh dapat menafsirkan bahasa Roh menjadi “LEBIH BERHARGA”.

      Dari surat si Paulus kepada jemaah kristen Korintus dapat diketahui bahwa Paulus menganjurkan anda/umat kristen dapat memperoleh bahasa Roh dan si Paulus memang suka bahasa Roh.

      Semoga bermanfaat dan menambah
      Salam damai Kristus

      • @BuatRusli

        Ya saya setuju bahwa karunia bahasa roh itu berharga. Masa ada karunia yang gak berharga, ya tho pak? ^_^

        Jadi menurut pak Rusli, kita harus menganjurkan umat untuk berbahasa roh tetapi dianjurkan juga supaya tidak memakainya di pertemuan ibadah kecuali ada yang menafsirkan, dan jika tidak ada yang menafsirkan dianjurkan juga untuk berdiam diri, gitu ya pak?

      • Shallom pak Daniel

        Terimakasih pak Daniel setuju dengan pendapat saya ^_^ bahwa karunia bahasa Roh itu “BERHARGA”.

        Pertanyaan Bapak:
        Jadi menurut pak Rusli, kita harus menganjurkan umat untuk berbahasa roh tetapi dianjurkan juga supaya tidak memakainya di pertemuan ibadah kecuali ada yang menafsirkan, dan jika tidak ada yang menafsirkan dianjurkan juga untuk berdiam diri, gitu ya pak?

        Pendapat :
        1.Dari pertanyaan Bapak, mungkin Bapak membaca tulisan saya terlalu terburu-buru dan kurang teliti, maaf.

        2.Mengenai berbahasa Roh seperti yang saya jelaskan, demikian si Paulus menulis kepada jemaah Korintus -lihat 1Kor 14:5- tertulis “Aku suka, SUPAYA KAMU SEMUA berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.”

        3.Maaf, saya belum sependapat kalimat Bapak “dianjurkan juga supaya tidak memakainya di pertemuan ibadah kecuali ada yang menafsirkan, dan jika tidak ada yang menafsirkan dianjurkan juga untuk berdiam diri”.
        Sebab dalam 1 Kor 14 Alkitab Kristiani (LAI) tidak pernah dianjurkan umat Kristen supaya tidak memakai “bahasa Roh” di pertemuan ibadah kecuali ada yang menafsirkan, dan jika tidak ada yang menafsirkan dianjurkan juga untuk berdiam diri.

        Semoga bermanfaat dan menambah
        Salam damai Kristus

      • @BuatRusuli

        Saya juga setuju bahwa Paulus SUKA SEMUA BERBAHASA ROH. Anda tidak setuju jika di 1Kor Paulus tidak menganjurkan orang berbahasa roh di pertemuan ibadah kecuali ada yang menafsirkan. Bukankah selanjutnya Paulus juga berkata di ayat ini pak:

        .(27) Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.(28) Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.

        Jadi kesimpulan saya adalah. Pulus suka semua orang berbahasa roh. Penggunaannya dalam pertemuan ibadah harus teratur yaitu dua atau tiga orang dan bergantian seorang demi seorang(bukan rame2), dan hal itupun dilakukan jika ada yang menterjemahkan.

        Tadinya saya kira anda setuju dengan ayat ini maka saya bilang di komen saya sebelumnya bahwa maksud anda begitu pak. Ternyata lain ya?

      • Shallom pa Daniel

        1.Terimakasih akhirnya Bapak mengakui/setuju bahwa Paulus SUKA supaya kamu “SEMUA BERKATA-KATA. DENGAN BAHASA ROH” sesuai dengan 1kor 14:5. ^_^
        Jadi kalau sebagai umat Kristiani yang mempercayai 1Kor 14:5 adalah Firman Elohim, maka sudah selayaknya diikuti/ditaati sebagai Orang yang percaya.

        2. Mengenai penafsiran/pendapat Bapak : “Penggunaannya dalam pertemuan ibadah harus teratur yaitu dua atau tiga orang dan bergantian seorang demi seorang(bukan rame2), dan hal itupun dilakukan jika ada yang menterjemahkan.”
        Penafsiran/pendapat sepertinya ini merupakan penafsiran/pengembangan diri pribadi, maaf, sebab jika kembali baca ke 1kor 14:27-28, sbb:
        a.tidak ada kata-kata :”pertemuan ibadah”, “bergantian” dalam berbahasa Roh, dan “larangan” menggunakan bahasa Roh serta “menterjemahkan”.
        b.karunia “menafsirkan” bahasa Roh itu ada.

        Semoga bermanfaat
        Salam Damai Kristus

  3. Shallom….
    permisi mau turut menyampaikan sedikit pendapat.
    Untuk pernyataan artiker diatas yang berbunyi :

    “Jika kita melihat keterangan ayat2 diatas, maka saya simpulkan:
    1. Pencurahan RohKudus pertama kali(pentakosta) TIDAK ADA BAHASA ROH, yang ada adalah bahasa-bahasa daerah asing.
    2. Pencurahan RohKudus yang ke 2 di Samaria, TIDAK ADA BAHASA ROH.
    3. Pencurahan Rohkudus yang ke 3(Kornelius), ADA BAHASA ROH.
    4. Pencurahan Rohkudus yang ke 4 di Efesus, ADA BAHASA ROH.”

    saya pribadi kurang setuju karena BAHASA ROH/BAHASA LIDAH sendiri dapat berupa :
    1. GLOSSOLALIA : yaitu bahasa lidah yang terdengar tidak beraturan kata2nya. (hanya dapat dimengerti dengan karunia Manafsirkan Bahasa Roh)
    2. XENOGLOSSIA : yaitu bahasa lidah yang berupa bahasa asing, (Yang berasal dari negara asing tersebut dapat mengerti artinya)
    Jadi ke empat bagian ayat pada pembukaan artikel menyatakan memang mereka berbahsa Roh setelah mereka menerima Roh Kudus & kepenuhan Roh.

    (Selanjutnya saya ingin lanjutkan nanti karena sekarang mau pergi kebaktian dl ^_^)

    Shallom…. Tuhan Berkati…

    • @Rafaela

      Trimakasih buat komennya pak Rafaela ^_^

      Silahkan saja jika anda membaginya seperti itu, saya sendiri sudah menerangkan bahwa xenolalia dan glosolalia berbeda dan yang saya soroti disini adalah glosolalia. Tetapi kata “bahasa roh” itu diterjemahkan dari kata glosolali bukan xenolali. Jadi dr mana anda membagi bahasa roh itu adalah glosolali dan xenolali?

      Andaikata anda membedakan seperti itu, hal itu juga tidak mengurangi inti dari maksud tulisan saya disini.

      Anda menulis: Jadi ke empat bagian ayat pada pembukaan artikel menyatakan memang mereka berbahsa Roh setelah mereka menerima Roh Kudus & kepenuhan Roh.

      Tangapan saya: Maaf, jikapun anda menganggap kejadian pentakosta adalah bahasa roh, maka di dalam kejadian Samaria tidak pernah dicatat adanya glosolalia ataupun xenolalia. Itupun jelas xenolalia lain dengan glosolalia.

      Trimakasih

  4. dari smp pak daniel sudah dapat fenomena berbahasa roh. Apakah sekarang pak daniel berbahasa roh dengan berdiam diri/dalam hati atau apakah sekarang pak daniel tidak berbahasa roh?

    Terima Kasih pak, artikel yang bagus. Tuhan Yesus memberkati 🙂

  5. salam.
    saya cuma membagii tentang bahasa roh yang saya ketahui.
    untuk kita yang mendengar maka:
    bahasa yang digunakan kadang menggunakan bahasa yang sama sekali tidak kita tahu artinya, tapi kadang juga di campur dengan yang kita mengerti, kadang juga banyak menggunkan bahasa yang kita mengerti misal bahasa indonesia.

    tapi untuk yang berbicara:
    apapun bahasa yang keluar dari mulutnya sesungguhnya dia mengerti,

    untuk pesan pesan tertentu yang bersifat rahasia, maka kebanyakan menggunkan bahasa roh, sedangkan pesan yang bisa kita dengar kadang menggunkan bahasa yang kita mengerti, misal bahasa indonesia

    bentuk bahasa roh bukan seperti kata kata berulang tetapi bentuk bahasa yang mengalir dengan baik dan bernada.
    kita yang awam pun bisa tahu bahwa itu adalah bentuk bahasa, bukan pengulangan kata kata.

    sampai sekarang tahun 2013 Roh Kudus sering datang ke orang tertentu untuk berbicara, berbicang menggunkan bahasa roh.

    saya bicara karena saya punya buktinya.

    trims..

    • @Mukanorak

      Trimakasih sudah komen di artikel saya. Sejujurnya saya ndak ngerti anda itu ngomong apa, kearah mana, atas dasar alkitabiah yang mana, dll. ^_^

      • maaf buat bingung.. hahahaha.

        saya cuma mau mengatakan sebenarnya karunia bahasa roh ini ada, tapi saat ini sudah sangat jauh orang mengartiaknnya dan seperti dijadikan suatu tanda kehebatan seseorang dalam dia melayani tuhan.
        padahal yang namanya bahasa roh tetaplah kembali ke arti sebanarnya berbahasa. yaitu alat berkomunikasi.

        -bukan berarti kaku dengan berkata kata tak beraturan tanpa arti
        -bukan juga harus terus seperti orang menerjemahkan pidato seseorang
        -bukan juga wajib pakai penerjemah, karena terkadang memang menggunakan bahasa yang kita mengerti.
        -walau memang untuk pesan yang mungkin bersifat rahasia bahasa roh [yang tidak kita mengerti ]yang dipakai, dan cuma orang yang berbahasa roh saja yang mengerti.

        -soal bahasa yang dipakai, apapun bahasanya sah sah saja. dicampur pun sah sah saja.

        -bahasa roh memang jadi suatu alat kesaksian untuk membuat seseorang yang tidak beriman menjadi beriman walau hanya dengan melihat. [ya beruntunglah jika bisa juga berbahasa roh]

        -untuk orang yang beriman, yah bahasa roh dipakai untuk berkomunikasi antara tuhan dengan manusia.toh roh kudus hadir tidak untuk melayang layang saja.

        -yang jelas bahasa roh terjadi karena kehendak tuhan, bukan kehendak manusia dengan manusia mengumpan2 hingga kesurupan dan berkata kata tidak jelas dan mengaku ngaku dia dihampiri roh kudus dan berbahasa roh.

        saya sudah melihat banyak orang mengaku berbahasa roh, tapi sebenarnya cuma menipu diri sendiri, ntah apa yang ingin dia dapat dengan pura pura berbahasa roh. kadang geli melihat orang berbahasa roh tapi seperti orang kerasukan setan hingga berguling guling seperti reog ponorogo menari.

        saya bicara begini karena saya tahu bahasa roh yang benar dan sudah meliahtnya.
        ini sekedar sharing, agar orang orang yang berkata kata tanpa arti tidak merasa benar berkumur kumur ria lalu menipu banyak orang dia berbahasa roh dan mendapat sanjungan lebih sebagai pelayan tuhan.

        mukanorak@gmail.com

  6. Maaf, saya mahu berkongsi pengalaman semasa melayani di sebuah gereja yang menjadikan bahasa roh sebagai satu cara berkomunikasi denganNya semasa ibadah. Selepas dibaptis dengan air, kami anggota baru dikehendaki mengikuti kelas/kursus sebelum dibaptis dengan Roh Kudus. Dan bila tiba saat pembaptisan Roh Kudus itu, seorang Pastor menumpangkan tangannya ke atas kepala kami sambil berdoa dengan bahasa roh dengan suara yang lantang sekali(bunyinya seperti bunyi kebanyakan bahasa roh sekarang yang kita dengar).Kemudian dia mengarahkan kami membuka mulut perlahan-lahan,mengeluarkan suara.Dan saya merasakan mulut saya terlalu ringan sehingga menyebut perkataan yang saya sendiri tak faham, tapi perkataan yang paling saya ingat ialah “tupai terbang…tupai terbang..” Itu yang keluar dari mulut saya,begitu juga dengan rakan saya.Gereja itu berjaya mebangun iman saya tetapi bila saya renung kembali alkitab dan isinya bekaitan dengan bahasa roh seperti dalam surat-surat Paulus dan Kisah Para Rasul, saya baru mengerti yang bahasa yang ‘diajarkan’ kepada kami itu bukanlah bahasa roh yang sebenar. Sampai saat ini, saya lebih senang menggunakan bahasa yang difahami semasa berdoa atau beribadah…dan saya lebih yakin dengan apa yang saya percaya tentang bahasa roh setelah membaca blog anda.Terima kasih,Tuhan bersertaMu.

    • @Lorra

      Terimakasih telah comment di blog saya dan telah menceritakan pengalamannya, semoga menjadi berkat untuk yang lain juga. Anda dari malaysia ya?

    • Shallom Ms Lorra

      Membaca tulisan anda, saya merasa pengalaman anda banyak menemukan orang kristen yang bisa berbahasa Roh, dan akhirnya anda senang berdoa dengan menggunakan bahasa yang difahami anda.
      Maaf, sementara dalam tulisan Paulus ke jemaah kristen Korintus (lihat 1kor 14 ayat 5) dikatakan “Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.”
      Ayat diatas jelas Paulus “Suka” supaya (dianjurkan) anda semua berkata-kata dengan bahasa Roh. Mungkin dengan ayat ini anda dapat suka juga.

      Semoga bermanfaat, amin
      Salam damai Kristus

  7. Pak Daniel, ada beberapa pertanyaan:

    BAHASA ROH
    Saat ini saya melayani di gereja yang selalu mengggunakan “bahasa Roh” dalam berdoa, bahkan seringkali pendetanya mengajak berbahasa Roh bersama-sama, dan berhenti seiring dengan berhentinya sang pendeta ber”bahasa Roh”. Saya sendiri sampai saat ini tidak bisa berbahasa Roh. Dan saya melihat kebanyakan mereka yang sedang “berbahasa Roh” bermanifestasi dengan goncangan2 di tangan maupun anggota tubuh yang lain.
    Pertanyaannya:
    1. Apakah goncangan tubuh itu terjadi begitu saja seiring dengan “bahasa Roh” yang dikeluarkan oleh mereka?
    2. Apakah berbahasa Roh bisa begitu saja dikeluarkan dan berhenti pada saat ada komando atau sinyal dari pemimpin ibadah untuk berhenti (misalkan karena sang pendeta mulai berdoa atau bernyanyi).
    3. Apa arti dari Baptisan Roh Kidus?
    4. Apa arti dari Baptisan Api?

    TUMPANG TANGAN
    Ada juga sesi tumpang tangan pada saat Altar Call, banyak pengerja yang ditumpangi-tangan, tiba2 bergunjang badannya dan berbahasa Roh ada juga yang berteriak, bahkan sampai terjatuh, tergeletak. Saya sendiri pernah didoakan oleh hamba Tuhan dan ditumpang-tangan, tapi tidak pernah bermanifestasi lemas, apalagi terjatuh.
    Pernah saya ikut KKR Benny Hinn di Amerika beberapa tahun yang lalu. Selesai KKR, ada pria (bule) bercerita kepada temannya bahwa dia sampai heran tadi waktu didoakan tiba-tiba badannya bisa terlempar ke belakang. Saya sendiri dari kejauhan memang melihat dia jatuh kebelakang seperti terlempar, bukan didorong.

    Pertanyaannya:
    Kenapa saya tidak pernah mengalami pengalaman bermanifestasi setiap didoakan, termasuk pada waktu Altar Call?

    Demikian pertanyaan saya, dan saya harapkan agar sharing dari Pak Daniel bisa disertai dengan kutipan ayat Alkitab. Terima kasih.

    Tuhan Yesus memberkati

    • Shalom pak Daniel..

      Memberkati sekali tulisan bapak, jadi paham sekarang.
      Untuk pertanyaan pak Thomas mohon dijawab dnk pak, mewakili pertanyaan saya soalnya.

      Trs juga saya mau nanya nh pak, bahasa roh bisa dipelajari ya? Jadi katanya ada “pendidikan” untuk bisa menggunakan bhasa roh. Kalo ada, Dasar pembelajarannya darimana ya?

      Apa karena “pendidikan” itu ya makanya ada beberapa bahasa roh yg “populer” seperti: sikalabalabala, dkk (hahaha).

      Mohon penjelasannya ya pak Daniel.

      Nb: saya blm pernah berbahasa roh, gereja saya penganut “mari berbahasa roh sekarang :p dan ucapkan dalam bahasa roh :p”
      Tapi saya ga pernah bisa berbahasa roh sekalipun saya sedang brdoa sgt khusuk.

      Terimakasih pak Daniel
      Tuhan Yesus memberkati

      • @Hana

        Maaf baru sempat balas, bu Hana.

        Hehehehe..saya ini cuman mempelajari Alkitab saja, jadi di luar Alkitab saya hanya brani katakan hal itu belum tentu benar. Wong yang dari Alkitab saja untuk mencari artinya kan bisa jadi multitafsir, dan dari tafsiran yang banyak itu kita hanya bisa mendekati mana tafsiran yang paling dekat. Nah, Tentang bahasa roh bisa dipelajari atau tidak, itu di Alkitab tidak pernah dicatat dan saya uga belum pernah menemukan catatan sejarah kekristenan mengenai hal ini. Sepertinya sih di Alkitab tidak diplajari ya bu sebab misalnya seperti beberapa kasus dicatat Alkitab setelah ditumpang tangan maka orang2 berbahasa roh. Mustinya kalo Bahasa Roh itu diplajari ya ceritanya jadi…”setelah ditumpang tangan maka mereka diberi kursus bahasa roh maka berbahasa rohlah mereka semua.”

        Nah tentang bahasa roh yang bener menurut Alkitab, apakah itu sikalabalaba atau sidididi atau kuralamatakalamasikalamalama, menurut saya ya tidak ada yang tahu bagaimana bunyinya waktu dulu jaman rasul2. Sebab tidak dicatat oleh Alkitb. Menurut saya pribadi, jika memang sangat2 penting dan diperlukan maka seharusnya Rasul2 akan mencatatnya supaya bisa dipelajari. Maka dari itu saya TIDAK BERANI mengklaim bahwa si A si B bahkan saya sendiri berbahasa roh seperti yang Alkitab maksud.

    • @Thomas

      Sebelumnya saya mohon maaf karena baru sempat menjawab.

      Pertanyaan 1. “Apakah goncangan tubuh itu terjadi begitu saja seiring dengan “bahasa Roh” yang dikeluarkan oleh mereka?”

      Jawaban saya: Jika pertanyaannya hanya sebatas itu(terjadi berbarengan atau tidak) maka tentang goncangan tubuh yang terjadi saat bahasa roh yang MEREKA ALAMI tentu saja agar FAIR maka kita harus menanyakan kepada mereka pak. Kalo saya tanya teman saya maka ada yang jawabannya “goncangan itu datang bersamaan”, tetapi ada juga kasus yg saya lihat dimana orang goncang2 nya tidak bersamaan. Banyak sekali rekan2 saya yang menyebut itu sebagai manifestasi dari RohKudus. Tentang hal manifestasi, saya harus berkata jujur bahwa saya tidak tahu dan sampai sekarang tidak bisa tahu apakah itu benar2 manifestasi RohKudus atau apakah itu dari psikis seperti self hipnotis atau dari roh lain atau dari hal lain. Seperti yang sudah pernah saya tulis diatas bahwa teman saya yang ikut aliran meditasi2 tertentu(non kristen) juga mengalami hal yang sama yaitu berbahasa roh dan ada manifestasi2 juga. Jadi sampai sekarang saya tidak brani bilang itu dari RohKudus atau bukan dari RohKudus. Jika itu benar2 dari RohKudus ya bagus. Tetapi jika bukan dr RohKudus dan saya mengatakan itu PASTI dari RohKudus maka dosa saya dobel2 pak hehehe, takut saya. ^_^

      Pertanyaan 2. “Apakah berbahasa Roh bisa begitu saja dikeluarkan dan berhenti pada saat ada komando atau sinyal dari pemimpin ibadah untuk berhenti (misalkan karena sang pendeta mulai berdoa atau bernyanyi).”

      Jawaban saya: Jika pertanyaannya sebatas itu (apakah bisa berhenti saat disuruh brenti” maka menurut pengalaman saya di ibadah2 saat ini ya bisa pak. Kalo yang saya tahu dari Alkitab, Paulus menyuruh agar tidak berbahasa roh di dalam pertemuan jemaat jika tidak ada yang mengartikan, mustinya sih kalo menurut versinya Paulus di Alkitab ya bisa dihentikan secara sadar pak.

      Pertanyaan 3 dan 4. “Apa arti dari Baptisan Roh Kidus?
      Apa arti dari Baptisan Api?”

      Jawaban saya: Mengenai hal ini banyak sekali pandangan pak. Seperti ordo salutis di dalam soteriologi misalnya itu terjadi banyak sekali pandangan di dalam kekristenan bahkan di dalam satu aliran sekalipun.

      Semua jawaban saya ini adalah menurut saya dan menurut yang saya plajari lho pak, saya juga masih belajar ^_^

      GBU

  8. Shallom pak Daniel

    Terimakasih atas informasinya, dan sepertinya pembahasan Bapak mengenai Roh Kudus ada kaitanya dengan dialog Yesus dengan Nikodemus Si pengajar israel (injil Yoh 3) contohnya ” Jawab Yesus: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

    Sehingga jika dikaitkan lahir dari air, ini lebih mendekatkan pada permandian/baptis air yang dilakukan Gereja dalam nama Tuhan,
    Sementara jika dikaitkan lahir dari Roh, ini lebih mendekatkan pada pencurahan Roh Kudus pada umat Kristen yang percaya Yesus Kristus, seperti yang Bapak simpulkan dibeberapa lokasi seperti di Korintus, Efesus maupun di Samaria.

    Semua lokasi2 yang disebutkan Bapak terlihat jelas dan tertulis kejadian pencurahan Roh Kudus, ini memperlihatkan kalau pencurahan Roh Kudus ini dapat dilihat manusia, seperti yang Bapak bahas bahwa ada orang yang bisa berbahasa Roh Kudus ataupun ada orang yang dapat melihat pencurahan Roh Kudus (Si Simon Samaria), jadi memang orang Kristen yang telah menerima Roh Kudus harus dapat dibuktikan dengan suatu “TANDA” karunia Allah atau “TERLIHAT ORANG LAIN” pencurahan Roh Kudus.

    Semoga bermanfaat dan menambah pembahasan, amin

    Salam damai Kristus

  9. Shalom Pak Daniel
    Saya di sini sama sekali tidak bermaksud atau menyinggung, saya hanya ingin mengemukakan “unek-unek”

    Saya termasuk orang yang rasa ingin tahunya besar dan untuk bahasa roh ini saya sudah banyak mendengar kesaksian dan opini orang-orang dan saya juga sudah membaca dari Alkitab secara pribadi.

    Namun disini timbul pertanyaan besar

    Banyak orang mendasarkan kesaksian dan opini mereka berdasarkan Alkitab, atau bahasa ngetrendnya “back to bible”

    Namun

    Walaupun sudah berani berkata “back to bible”, tetap saja saya mendapatkan perbedaan-perbedaan yang – membuat saya semakin terheran-heran – mendasar, sebuah perbedaan mendasar, sebuah perbedaan pada konsep.

    Kontroversi atau perdebatan mengenai kebenaran bahasa roh itu hanya dikarenakan penafsiran yang berbeda-beda dari setiap individu akan ayat-ayat di Alkitab.

    Ayat sama, namun penafsiran dan opini tiap oranglah yang membedakan dan dari sinilah mulai tumbuh bibit perpecahan antar umat Kristen.

    Jadi, sebaiknya kita bersikap lebih bijaksana dan dewasa dalam menyikapi berbahasa roh ini dan ingatlah jangan kita saling menghakimi, saya analogikan “bahasa roh” dengan :

    Roma 14:3 Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.

    Yang terpenting mintalah hikmat dan pengertian dari Tuhan dan biarkan Dia yang menuntun langkah dari setiap kita.

    Terima kasih. God bless us

    • @Christian

      Shalom juga pak Christian ^_^. Trimakasih sudah komen di blog saya.

      Saya setuju kepada bapak memang penafsiran bisa banyak. Justru oleh sebab itu saya ingin mengajak kita semua semakin belajar untuk mendekati tafsiran2 yang lebih mendekati. Jika semua tafsiran dibenarkan dengan alasan “ayat yang sama bisa ditafsir beda2” maka sejatinya tidak ada gunanya atau sia2 Tuhan memberikan kitab suci, Memang saya akui penafsiran tidak sempurna, tetapi bisa didekati. Hanya itulah yang bisa kita lakukan sekarang, yaitu terus belajar agar semakin mendekati arti dari ayat2 Alkitab.

      Lalu soal menghakimi. Sebenarnya semua orang punya pendapat dan proposisi dan preposisi. Dengan demikian secara terbuka kita bisa saling belajar lebih mendekati kebenaran. Apakah hal itu termasuk menghakimi? Iya “iya” maka tildak ada satu orangpun yang tidak menghakimi. Disini saya tidak merasa paling benar, tetapi saya berkata “MENURUT SAYA….bla bla ba, sama seperti anda yang berkata bahwa menurut anda orang tidak boleh menghakimi.

      Seperti anda juga bilang “banyak yang berkata back to bible” tetapi pemikirannya toh berbeda2, maka saya juga berkata sama seperti anda, anda berkata “mintalah hikmat dan pengertian maka Tihan akan menuntun setiap langkah kita”, Banyak orang melakukan demikian tetapi tetap saja pemikirannya berbeda2 bahkan banyak yang saling bertolak blakang.

  10. Shallom pak Thomas

    Sebelumnya mohon pak Daniel kiranya mengizinkan saya memberikan sedikit pendapat,

    BAHASA ROH

    Sesuai pengalaman anda yang dapat melayani di suatu gereja yang orang2nya dapat menggunakan bahasa Roh, cukuplah anda bersyukur dapat “MELIHAT TANDA” dari orang2 yang telah menerima pencurahan Roh Kudus. Mudah2an dengan anda membaca Injil akan menemukan (kebenaran) / memperoleh bahasa Roh.

    Saya mencoba memberikan informasi atas pertanyaan anda:

    1.Goncangan tubuh
    Mungkin lebih tepat dikatakan “getaran” daripada goncangan, demikian lebih mendekati pemahaman dunia roh. Bilamana seseorang kesurupan roh satan biasanya berteriak-teriak, dan bilamana roh satan akan keluar dari orang tsb akan menggoncangkan media orang tsb sambil menjerit.
    Dalam Injil tertulis Yesus ketemu orang yang kerasukan roh jahat, lihat injil markus 1 : 23 “Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak…”, dan injil markus 1:26 sewaktu Yesus menghardik roh jahat : “Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.”

    Dengan demikian getaran (goncangan yg anda maksud itu) tubuh yang anda lihat pada orang yang berbahasa Roh dapat didekatkan dengan pemahaman sebagai manifestasi/akibat baptisan bagi umat kristen dari Roh Kudus.
    Anda dapat memperhatikan kembali bilamana ada orang yang berbahasa Roh itu diikuti “getarankah atau goncangankah”, dan “menjeritkah atau berkata-kata kah”.

    2.Pengucapan Bahasa Roh dapat dikomando/diatur
    Membaca surat si Paulus kepada jemaah kristen di korintus (1kor 14:33) tertulis “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.” Dan (1kor 14:40) “Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.” Tentunya paulus tau “kekacauan, ketidaksopanan & ketidakaturan” bukan dari Allah. Dengan demikian umat kristen yang bisa berbahasa Roh juga dapat “diatur/dikomando atau mengatur dirinya” dalam berkata-kata bahasa Roh secara sopan dan teratur. Hal ini yang dikatakan sebagai perintah Allah sebagaimana tulisan dalam surat Paulus (lihat 1kor 14:37) “Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan.”

    3.Baptisan Roh Kudus dan Baptisan Api
    Sampai saat ini semua teolog kristen belum sepakat adanya baptisan tersendiri antara baptisan air dan Roh.
    Mengenai difinisi baptisan Roh Kudus dan baptisan Api dapat anda searching sendiri.

    Namun diperkirakan anda memunculkan istilah dua baptisan ini pada Alkitab Kristen (LAI) dalam injil matius pasal 3 sesuai perkataan Yohanes sewaktu hidupnya (ayat 11) :“Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.”
    Bilamana dibaca injil yohanes 3 ayat 8 “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
    Sementara peristiwa pencurahan Roh Kudus yang dialami umat kristen dalam kis 2:3 tertulis ” dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.”

    Dengan demikian pencurahan Roh Kudus bagi umat kristen yang didekatkan dengan penggambaran turunnya Roh Kudus sbg lidah api merupakan peristiwa terjadinya baptisan “dengan Roh dan api”, yang dilakukan hanya oleh Allah Bapa. Lihat perkataan Yesus dalam Injil Yohanes 14:16 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”

    TUMPANG TANGAN

    Sekali lagi anda dapat bersyukur melihat peristiwa pencurahan Roh Kudus. Sebab umat kristen yang memperoleh pencurahan Roh Kudus dapat dibuktikan dengan adanya “tanda” karunia Allah atau “terlihat” oleh orang lain adanya pencurahan Roh Kudus.

    Mengenai pengalaman anda melihat adanya pengerja yg badan berguncang, berteriak maupun KKR kristen (Benny H), sebaiknya ada memperhatikan kembali kondisinya, memang banyak juga pengerja/org kristen yg sudah memiliki karunia Allah maju ditumpang tangan sama pastor lalu bermanifestasi. Kembali dapat anda bedakan perbedaan kesurupan, ilmu perdukunan dan dunia alam roh yang memiliki ciri khusus dan hal ini dapat diuji dalam Injil Alkitab.

    Mengenai tumpang tangan yang saudara maksud, memang penumpangan tangan dalam kaitannya dengan pencurahan Roh Kudus jelas ada tertulis contohnya sewaktu si Petrus bersama Yohanes di samaria lihat kis 8:17 “Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.”
    Namun perlu diketahui anda bagi umat kristen juga lebih baik mempercayai perkataan Yesus dalam Injil Lukas 11:9 yang tertulis “Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Ini menggambarkan umat kristen dapat “meminta, mencari dan mengetuk” hati Allah Bapa secara “pribadi” tanpa penumpangan tangan seorang pastor.

    Mengenai persoalan mengapa anda belum menerima pencurahan Roh Kudus/ bermanifestasi ini, mungkin anda lebih baik membaca Injil Alkitab dengan seksama kembali. Mudah2an anda dapat mendapatkan pencurahan Roh Kudus setelah anda “mencari, meminta dan mengetuk hati Allah Bapa” secara pribadi.

    Semoga bermanfaat dan menambah, amin
    Salam damai Kristus

    • @BuatRusli

      Shalom Pak Rusli, silahkan saja jika ingin berkomentar atau berpendapat. ^_^

      Anda menulis: “Mungkin lebih tepat dikatakan “getaran” daripada goncangan, demikian lebih mendekati pemahaman dunia roh. Bilamana seseorang kesurupan roh satan biasanya berteriak-teriak, dan bilamana roh satan akan keluar dari orang tsb akan menggoncangkan media orang tsb sambil menjerit.
      Dalam Injil tertulis Yesus ketemu orang yang kerasukan roh jahat, lihat injil markus 1 : 23 “Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak…”, dan injil markus 1:26 sewaktu Yesus menghardik roh jahat : “Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.”

      Dengan demikian getaran (goncangan yg anda maksud itu) tubuh yang anda lihat pada orang yang berbahasa Roh dapat didekatkan dengan pemahaman sebagai manifestasi/akibat baptisan bagi umat kristen dari Roh Kudus.
      Anda dapat memperhatikan kembali bilamana ada orang yang berbahasa Roh itu diikuti “getarankah atau goncangankah”, dan “menjeritkah atau berkata-kata kah”.

      Pertanyaan saya: Di ayat itu ditulis bahwa yang digoncang dan menjerit itu orang yang kerasukan(bukan menerima RohKudus) dan yang menggoncangkan adalah setannya, bukan RohKudusnya, Jadi apakah setiap orang yang goncang2 adalah digoncang setan yang mau keluar dari diri orang itu kah? Banyak sekali orang2 dan teman2 kristen saya yang saya lihat sering goncang2 saat berdoa, jadi apakah mereka selalu pelepasan dan kesurupan kembali lalu pelepasan kembali lalu kesurupan kembali, dst? Lalu jika begitu, RohKudus dalam diri mereka kluar masuk kah? Atau mereka belum trima ROhKudus walaupun sering berbahasa roh? Atau…?????

      Anda menulis: ” Kembali dapat anda bedakan perbedaan kesurupan, ilmu perdukunan dan dunia alam roh yang memiliki ciri khusus dan hal ini dapat diuji dalam Injil Alkitab.”

      Pertanyaan saya: Bagaimana caranya pak?

      • Shallom pak Daniel

        Terimakasih saya diizinkan berpendapat/menambahkan informasi

        Untuk pertanyaan Bapak yang pertama
        Pendapat saya:
        Mohon pemahaman perbedaan kata “goncangan” dengan “getaran” sebaiknya dimulai dari “difinisi katanya”, demikian dengan difinisi kata pelepasan maupun kesurupan
        Mengenai Roh Kudus, bahwa sifat Roh Allah itu kasih, sabar maupun lemah lembut, apalagi untuk konteks Roh Kudus telah tertulis dalam Alkitab Kristiani (LAI) seperti ini “Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu”. Jadi pemahaman Roh Kudus tidak akan keluar masuk.

        Untuk pertanyaan Bapak yang Kedua mengenai “bagaimana caranya?”
        Pendapat:
        1.Maaf, pertanyaan ini mengingatkan saya akan tulisan mengenai diskusi si pengajar nikodemus dengan Yesus, bilamana dibaca dalam Yoh 3:12 “Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? ”

        2.Sebenarnya caranya sederhana, bilamana Bapak telah memperoleh salah satu karunia Roh (sesuai pengakuan Bapak telah memiliki bahasa Roh), tentunya Bapak telah dilahirkan oleh Roh, dan Roh Kudus telah tinggal didalam Bapak, jadi tinggal Bapak dapat “berdialog” dengan Roh Kudus, nanti Bapak akan mengetahui dan mengenalNYA.

        Semoga bermanfaat dan menambah
        Salam Damai Kristus

      • @BuatRusli.

        Tadinya kan pak Rusli berkata bahwa semua itu bisa di cek di Alkitab. Nah pertanyaan saya, gimana cara ngeceknya di Alkitab ^_^. Kalo Nikodemus kan lain pak.

        Jadi diceknya di Alkitab atau tanya RohKudus pak?

        Tadi kan saya tanya pak Rusli “caranya gimana membedakannya”, nah Pak Rusli kan sudah punya RohKudus, lalu jawaban RohKudus buat pertanyaan saya apa pak? Kan pasti pak Rusli sudah diajarin RohKudus gimana cara membedakannya sebab pak Rusli sudah tahu bedanya kan.

      • Shallom pak Daniel

        Terus terang saya telah menjelaskan dan menjawab pertanyaan Bapak. Maaf, saya terdahulu mengambil contoh nikodemus, sebab dari gambaran diskusilah nikodemus menjawab perkataan Yesus (Yesus berkata: “Kamu harus dilahirkan kembali) yang mana dengan logikanya nikodemus menjawab “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?”
        Ini lebih lanjut Yesus berkata : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?”

        Dalam Alkitab (LAI) boleh Bapak cek didalamnya ada kata-kata misalnya goncangan, teriakan, penghulu setan ataupun roh-roh jahat. Hal ini dapat dipelajari lebih dahulu step by step.
        Jika Bapak dapat berdialog dengan Roh Kudus maka Roh Kudus akan “mengajarkan dan mengingatkan” Bapak. Dan perlu diketahui si Penghibur ini diberikan kepada masing-masing pribadi Orang yang percaya, sebagai jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya yaitu penembusan yang menjadikan kita milik Allah.

        Bilamana Bapak belum bisa “berdialog” dengan Roh Kudus, maka saran saya sbb:
        a. mempelajari dan membaca Alkitab tanpa dipengaruhi doktrin/aliran/ajaran teologi tertentu lebih dahulu.
        b.membedakan lebih dahulu “suara hati” dengan “suara Roh Kudus”.
        c.buktikan secara nyata perkataan Roma 8:16 : “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”.

        Semoga bermanfaat dan menambah
        Salam damai Kristus

  11. shalom pak..pertanyaan saya sama persis dgn pak thomas d atas. tolong di bantu utk menjawab y….

    Jbu

  12. Shalom Pak Daniel,

    Mohon sharingnya atas pertanyaan saya di atas ya (9 Desember 2013) yang “terlewat” direspon..:-)

    Tuhan Yesus memberkati

    • @Thomas.

      Sudah saya jawab ya pak Thomas, maaf kalo terlambat. Kalo mau sharing2 panjang lebar bisa ke nomor hp saya langsung ada di bagian “BUKU NABI DAN NABI ZAMAN INI” bapak klik saja, Thx ^_^

      • Shallom pak Thomas

        Sedikit menambahkan tulisan sebelumnya bahwa janji dalam Injil Yesus sesuai perkataanNYa dalam Yoh 16:7 “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”

        Disini jelas kata “Penghibur” itu suatu pribadi yang diutus Allah. Jadi setelah anda lahir oleh Roh, anda akan dapat mengetahui dan mengenalNYA lebih dari saat ini, dan karunia yang mengikuti kelahiran oleh Roh mudah-mudahan anda diberikan karunia berbahasa Roh.

        Sebab umat Kristiani hanya masuk kerajaan Allah dengan syarat seperti perkataan Yesus dalam Yoh 3:5 “Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

        Jadi anda dapat membedakan maksud si Paulus dalam suratnya di Roma (lihat Roma 10:9-13) dengan maksud perkataan Yesus sewaktu hidupNYA (lihat Yoh 3). Jelas-jelas si Paulus tidak menulis (contohnya lihat Rom10:9) jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan MASUK KERAJAAN SORGA (tapi tertulis “akan diselamatkan”)

        Semoga bermanfaat dan menambah
        Salam damai Kristus

  13. pak, bagaimana dengan pendapat yang mengatakan jika memang pada saat pertemuan jemaat tidak disarankan untuk berbahasa roh namun bernubuat, tapi bagaimana dengan pertemuan rohani para pelayan yang seluruh nya bisa berbahasa roh, apakah masih perlu yang mengartikan bahasa roh tersebut, karena pada pertemuan itu ada yang mendapatkan hikmat dari Tuhan. GBU

    • @Jeriko

      Halo pak Jeriko. Kalo yang saya baca di Korintus sih Paulus ngomongnya, kalo mau berbahasa roh dua atau tiga orang dan bergantian satu per satu dan harus ada yang menterjemahkan.

      Diluar anjuran2 Paulus yang ditulis di ayat2 Korintus sih saya gak tau pak.

    • Shallom pa Jeriko

      Sedikit menambahkan informasi dan meluruskan saja pembahasan sesuai versi Alkitab (LAI),
      Ketika membaca surat Paulus 1kor 14:5 (Alkitab-LAI) intinya disini Paulus menjelaskan dirinya “SUKA SUPAYA” kamu semua berkata-kata dengan “BAHASA ROH”. Selanjutnya dituliskan bahwa “Lebih berharga” anda BERNUBUAT, ini mendekatkan pengertian orang yang berbahasa Roh itu “BERHARGA”, kecuali orang yang telah berbahasa Roh dapat menafsirkan bahasa Roh menjadi “LEBIH BERHARGA”, sehingga Jemaat dapat dibangun.
      Jadi dari tulisan Paulus di 1kor 14:5 jelas menganjurkan supaya anda semua berkata-kata dengan bahasa Roh.

      Mengenai pertanyaan Bapak : “bagaimana dengan pertemuan rohani para pelayan yang seluruh nya bisa berbahasa roh, apakah masih perlu yang mengartikan bahasa roh tersebut”.

      Disini kita perlu meninjau sedikit tulisan Paulus dalam 1kor14:26-28 (versi Alkitab-LAI), dengan kutipannya, sbb:

      Ayat 26: “Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.

      Ayat 27: “Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.”

      Ayat 28: “Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.”

      Dari ayat 26-28 diatas jelas Paulus hendak menyampaikan sesuatu aturan “Bilamana kamu berkumpul”, hendaklah “TIAP-TIAP ORANG MEMPERSEMBAHKAN SESUATU” (yang seorang mazmur, yang lain (i)pengajaran, atau (ii)penyataan Allah, atau (iii)karunia bahasa roh, atau (iv)karunia untuk menafsirkan bahasa roh), tetapi semuanya itu harus “DIPERGUNAKAN UNTUK MEMBANGUN”.
      Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, “BIARLAH” 2 atau sebanyaknya 3 orang, seorang demi seorang (bukan bergantian namun mendekatkan pengertian Tiap-Tiap Orang), dan harus ada “seorang lain” (satu diantara mereka yang berbahasa Roh) untuk menafsirkannya.”
      Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, “HENDAKLAH” (bukan tidak diperbolehkan) mereka berdiam diri (bukan membisu) dalam pertemuan Jemaat dan hanya “BOLEH BERKATA-KATA” kepada dirinya sendiri dan kepada Allah (sebab dipergunakan bukan untuk membangun jemaat -lihat maksud dan tujuan Paulus ayat 26 bilamana kamu berkumpul).

      Jadi kesimpulan jawaban atas pertanyaan Bapak bahwa pertemuan rohani para pelayan yang seluruh nya bisa berbahasa roh, maka kondisi ini “tidak perlu” ada yang mengartikan bahasa roh “yang berharga” tersebut sebab bahasa Roh yang dikatakan mereka dipergunakan bukan untuk membangun tetapi dipergunakan untuk berkata-kata kepada diri mereka dan kepada Allah.
      Kondisi tersebut akan berbeda bilamana diantara para pelayan tersebut ada yang dapat menafsirkan bahasa Roh, maka oleh karunia menafsirkan bahasa Roh demikian “lebih berharga” untuk dipergunakan membangun jemaat.

      Semoga bermanfaat dan menambah
      Salam Damai Kristus

Tinggalkan Balasan ke buatrusli Batalkan balasan